BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Membaca
merupakan kegiatan yang sangat penting dan vital dalam kehidupan umat manusia.
Sungguh tepat kiranya, nabi Muhammad sebagai rasul terakhir menerima wahyu yang
pertama dari Allah SWT. Adalah perintah untuk “membaca”.(Q.S:96:1)
Saat ini, pemerintah kita telah berusaha
meningkatkan mutu dan kompetensi membaca peserta didik sejak usia sekolah
dasar. Sebab itu, komponen dasar yang harus dikuasai siswa usia sekolah dasar
selama bersekolah di SD adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung.
Artinya, pemerintah sadar bahwa tanpa penguasaan ketiga kemampuan dasar
tersebut, mustahil bangsa Indonesia menjadi maju guna mengejar ketertinggalan
dengan negara lain yang sangat pesat kemajuan teknologinya dewasa ini.
B.
RUMUSAN MASALAH
-
Apa
pengertian Metode Membaca?
-
Apa
kelebihan Metode Membaca?
-
Apa
kekurangan Metode Membaca?
C.
TUJUAN PENULISAN
-
Untuk
mengetahui pengertian Metode Membaca
-
Untuk
mengetahui kelebihan Metode Membaca
-
Untuk
mengetahui kekurangan Metode Membaca
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN METODE MEMBACA
Metode membaca
yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca,
yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian di ikuti siswa
anak didik. Tapi. Kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk
membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, tentu siswa lain memperhatikan dan
mengikutinya.
Teknik metode
membaca ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi
pelajaran dan siswa di suruh memperhatikan/mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan
baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya,
dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).
Setelah
masing-masing siswa mendapat giliran membaca, guru mengulangi bacaan itu sekali
lagi di ikuti semua siswa, hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama.
Kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum di ketahui siswa
di papan tulis untuk di catat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata
dan begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah di terapkan/di
tentukan.
Beberapa
ahli mencoba memberi definisi “Membaca”, antara lain :
-
Menurut
Farris, membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan
gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemehaman diperoleh
apabila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki
sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.
-
Menurut
Syafi’i, beliau menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang
bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, berupa kegiatan mengamati
tulisan secara visual, sedangkan proses psikologis berupa kegiatan berpikir
dalam mengolah informasi.
Berdasarkan
beberapa definisi di atas, dapat dirangkum bahwa membaca merupakan proses
pemahaman atau penikmatan terhadap teks bacaan dengan memanfaatkan kemampuan
melihat (mata) yang dimiliki oleh pembaca, sesuai dengan tujuannya.
Perlu disepakati bahwa membaca harus mempunyai tujuan. Apabila membaca
tidak bertujuan, maka proses dan kegiatan membaca yang dilakukan tidak memiliki
arti sama sekali.
Berdasarkan pengalaman yang dialami, ada beberapa tujuan membaca yang
dapat dikemukakan, di antaranya untuk:
-
Memahami aspek kebahasaan (kata, frasa, kalimat,
paragraf, dan wacana) dalam teks.
-
Memahami pesan yang ada dalam teks.
-
Mencari informasi penting dari teks.
Keterampilan membaca sangat perlu dikuasai
oleh setiap siswa. keterampilan membaca juga sangat diperlukan dalam
mempelajari setiap mata pelajaran. Setiap mata pelajaran pasti disajikan dalam
buku teks yang harus dicerna oleh siswa.
Terdapat
beberapa metode pengajaran membaca yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain
:
1. Metode Reseptif
Metode ini mengarah ke proses penerimaan isi bacaan maupun
simakan baik tersurat maupun tersirat. Metode tersebut sangat cocok diterapkan
kepada siswa yang dianggap telah banyak menguasai kosakata, frase, maupun
kalimat. Yang dipentingkan bagi siswa dalam suasana reseptif adalah bagaimana
isi bacaan atau simakan diserap dengan bagus.
2. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua
keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran.
Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan konkret yang merupakan produk
akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat
dipahami, ditulis dan di utarakan.
3. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu
proses. Artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan.
Misalnya, mendengarkan diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Menulis
diintegrasikan dengan berbicara dan membaca.
4. Metode Partisipatori
Metode ini lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh.
Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai
subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil
belajar. Guru hanya bertindak sebagai pemandu atau fasilitator. Guru berperan
sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai moderator
yang kreatif.
B.
KELEBIHAN
METODE MEMBACA
-
Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami
bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar.
-
Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa
asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar.
-
Tentu saja dengan pelajaran membaca tersebut
siswa diharapkan mampu menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat
bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa
anak menjadi utuh.
C.
KEKURANGAN
METODE MEMBACA
-
Pada metode membaca ini, untuk tingkat pemula
agak sukar diterapkan. Karena siswa masih sangat asing untuk membiasakan.
Sehingga, kadang-kadang harus terpaksa berkali-kali menuntun dan mengulang.
Ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru lidah siswa yang bukan dan bahasa
asing yang sedang diajarkan. Dengan demikian metode ini relatif banyak menyita
waktu.
-
Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode
reading lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan
kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti
dan makna kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat
berarti pengajaran terlalu bersifat verbalisme.
-
Pengajaran sering terasa membosankan, terutama
bila guru yang mengajar tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik
bagi siswa. Dari segi tensi suara pun kadang- kadang cukup menjenuhkan karena
masing-masing guru dan siswa terus-menerus membaca topik-topik pelajaran.
Karena metode ini memiliki kekurangan yang berarti, perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
a. Hendaknya
pokok-pokok materi yang akan di sajikan senantiasa di sesuaikan taraf perkembangan
dan kemampua siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran yang
menarik hati bagi siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka.
b. Untuk
menghindari verbalisme dalam pengajaran, guru hendaknya dapat
mengartikan/menerjemahkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang belum di mengerti/pahami
siswa dalam bacaan-bacaan tersebut.
c. Pada
umumnya, alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio, tape/kaset,
video dan alat-alat sejenisnya sangat sangat membantu mempercepat/memperlancar
lidah/bacaan siswa. Di samping itu, dengan alat peraga, pengajaran menjadi
menarik dan tidak membosankan.
d. Buku-buku
bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan
siswa. Pada umumnya, bacaan novel, cerpen (cerita-cerita), pepatah,
hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain-lain sangat menarik
untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada tingkat-tingkat
lanjutan bacaan-bacaan dapat di arahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Metode membaca yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara
lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik
bacaan, kemudian di ikuti siswa anak didik. Tapi. Kadang-kadang guru dapat
menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu,
tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya. Teknik metode membaca ini
dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa
di suruh memperhatikan/mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah
itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan
berganti-ganti (bergiliran).
Menurut Farris, membaca
sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang
dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman
awal pembaca. Dengan demikian, pemehaman diperoleh apabila pembaca mempunyai
pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang
terdapat di dalam bacaan.
Terdapat beberapa metode pengajaran membaca
yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
·
Metode
Reseptif
·
Metode
Komunikatif
·
Metode
Integratif
·
Metode
Partisipatori
Adapun kelebihan dan kekurangan metode
membaca salah satu nya ialah:
Kelebihan: Siswa dapat dengan
lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan
benar.
Kekurangan: Pada metode membaca
ini, untuk tingkat pemula agak sukar diterapkan. Karena siswa masih sangat
asing untuk membiasakan. Sehingga, kadang-kadang harus terpaksa berkali-kali
menuntun dan mengulang. Ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru lidah siswa
yang bukan dan bahasa asing yang sedang diajarkan. Dengan demikian metode ini
relatif banyak menyita waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Izzan, H. Ahmad M.Ag, Metodologi pembelajaran bahasa ara, Bandung, Humaniora, 2011.
http://www.mtsppiu.sch.id