1 Agu 2017

Pengertian Metode Membaca

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
      Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting dan vital dalam kehidupan umat manusia. Sungguh tepat kiranya, nabi Muhammad sebagai rasul terakhir menerima wahyu yang pertama dari Allah SWT. Adalah perintah untuk “membaca”.(Q.S:96:1)
     Saat ini, pemerintah kita telah berusaha meningkatkan mutu dan kompetensi membaca peserta didik sejak usia sekolah dasar. Sebab itu, komponen dasar yang harus dikuasai siswa usia sekolah dasar selama bersekolah di SD adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Artinya, pemerintah sadar bahwa tanpa penguasaan ketiga kemampuan dasar tersebut, mustahil bangsa Indonesia menjadi maju guna mengejar ketertinggalan dengan negara lain yang sangat pesat kemajuan teknologinya dewasa ini.
B.     RUMUSAN MASALAH
-        Apa pengertian Metode Membaca?
-        Apa kelebihan Metode Membaca?
-        Apa kekurangan Metode Membaca?

C.    TUJUAN PENULISAN
-        Untuk mengetahui pengertian Metode Membaca
-        Untuk mengetahui kelebihan Metode Membaca
-        Untuk mengetahui kekurangan Metode Membaca

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN METODE MEMBACA
       Metode membaca yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian di ikuti siswa anak didik. Tapi. Kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya.
      Teknik metode membaca ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa di suruh memperhatikan/mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).
      Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca, guru mengulangi bacaan itu sekali lagi di ikuti semua siswa, hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama. Kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum di ketahui siswa di papan tulis untuk di catat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah di terapkan/di tentukan.
        Beberapa ahli mencoba memberi definisi “Membaca”, antara lain :
-        Menurut Farris, membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemehaman diperoleh apabila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.

-        Menurut Syafi’i, beliau menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual, sedangkan proses psikologis berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.

      Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dirangkum bahwa membaca merupakan proses pemahaman atau penikmatan terhadap teks bacaan dengan memanfaatkan kemampuan melihat (mata) yang dimiliki oleh pembaca, sesuai dengan tujuannya.
      Perlu disepakati bahwa membaca harus mempunyai tujuan. Apabila membaca tidak bertujuan, maka proses dan kegiatan membaca yang dilakukan tidak memiliki arti sama sekali.
      Berdasarkan pengalaman yang dialami, ada beberapa tujuan membaca yang dapat dikemukakan, di antaranya untuk:
-        Memahami aspek kebahasaan (kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana) dalam teks.
-        Memahami pesan yang ada dalam teks.
-        Mencari informasi penting dari teks.
     Keterampilan membaca sangat perlu dikuasai oleh setiap siswa. keterampilan membaca juga sangat diperlukan dalam mempelajari setiap mata pelajaran. Setiap mata pelajaran pasti disajikan dalam buku teks yang harus dicerna oleh siswa.
Terdapat beberapa metode pengajaran membaca yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :


1. Metode Reseptif
Metode ini mengarah ke proses penerimaan isi bacaan maupun simakan baik tersurat maupun tersirat. Metode tersebut sangat cocok diterapkan kepada siswa yang dianggap telah banyak menguasai kosakata, frase, maupun kalimat. Yang dipentingkan bagi siswa dalam suasana reseptif adalah bagaimana isi bacaan atau simakan diserap dengan bagus.
2. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis dan di utarakan.
3. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, mendengarkan diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca.
4. Metode Partisipatori
Metode ini lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bertindak sebagai pemandu atau fasilitator. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai moderator yang kreatif.

B.     KELEBIHAN METODE MEMBACA
-        Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar.
-        Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar.
-        Tentu saja dengan pelajaran membaca tersebut siswa diharapkan mampu menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh.

C.    KEKURANGAN METODE MEMBACA
-        Pada metode membaca ini, untuk tingkat pemula agak sukar diterapkan. Karena siswa masih sangat asing untuk membiasakan. Sehingga, kadang-kadang harus terpaksa berkali-kali menuntun dan mengulang. Ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru lidah siswa yang bukan dan bahasa asing yang sedang diajarkan. Dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu.
-        Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode reading lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti dan makna kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat berarti pengajaran terlalu bersifat verbalisme.
-        Pengajaran sering terasa membosankan, terutama bila guru yang mengajar tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi tensi suara pun kadang- kadang cukup menjenuhkan karena masing-masing guru dan siswa terus-menerus membaca topik-topik pelajaran. Karena metode ini memiliki kekurangan yang berarti, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

a.       Hendaknya pokok-pokok materi yang akan di sajikan senantiasa di sesuaikan taraf perkembangan dan kemampua siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran yang menarik hati bagi siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka.
b.      Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran, guru hendaknya dapat mengartikan/menerjemahkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang belum di mengerti/pahami siswa dalam bacaan-bacaan tersebut.
c.       Pada umumnya, alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio, tape/kaset, video dan alat-alat sejenisnya sangat sangat membantu mempercepat/memperlancar lidah/bacaan siswa. Di samping itu, dengan alat peraga, pengajaran menjadi menarik dan tidak membosankan.
d.      Buku-buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya, bacaan novel, cerpen (cerita-cerita), pepatah, hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain-lain sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat di arahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran.




BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
       Metode membaca yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian di ikuti siswa anak didik. Tapi. Kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya. Teknik metode membaca ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa di suruh memperhatikan/mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).
    Menurut Farris, membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemehaman diperoleh apabila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.
    Terdapat beberapa metode pengajaran membaca yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
·         Metode Reseptif
·         Metode Komunikatif
·         Metode Integratif
·         Metode Partisipatori


    Adapun kelebihan dan kekurangan metode membaca salah satu nya ialah:
Kelebihan: Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar.
Kekurangan: Pada metode membaca ini, untuk tingkat pemula agak sukar diterapkan. Karena siswa masih sangat asing untuk membiasakan. Sehingga, kadang-kadang harus terpaksa berkali-kali menuntun dan mengulang. Ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru lidah siswa yang bukan dan bahasa asing yang sedang diajarkan. Dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu.





DAFTAR PUSTAKA
Drs. Izzan, H. Ahmad M.Ag, Metodologi pembelajaran bahasa ara, Bandung, Humaniora, 2011.


http://www.mtsppiu.sch.id