1 Agu 2017

Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan

BAB I
 PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

 Merupakan suatu fakta historis yang sukar dibantah, bahwa sebelum tanggal 1 Juni 1945 yang disebut sebagai tanggal “lahirnya” Pancasila, Ir. Soekarno yang diakui sebagai tokoh nasional yang menggali Pancasila tidak pernah berbicara atau menulis tentang Pancasila, baik sebagai pandangan hidup maupun, atau apalagi, sebagai dasar negara. Dalam pidato yang beliau sampaikan tanpa konsep pada tanggal tersebut, yang mendapat berkali-kali applause dari para anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), beliau menjelaskan bahwa gagasan tentang Pancasila tersebut terbersit bagaikan ilham setelah mengadakan renungan pada malam sebelumnya. Renungan itu beliau lakukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ketua BPUPKI, tentang apa dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Lima dasar atau sila yang beliau ajukan itu beliau namakan sebagai  filosofische  grondslag.
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan  Negara. Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicentuskan pada sumpah pemuda pada tahun 1928.






B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a.    Bagaimana pada zaman kerajaan Majapahit?
b.    Bagaimana pada zaman penjajahan?
c.    Bagaimana pada kebangkitan Nasional?
d.   Bagaimana pada zaman penjajahan Jepang?

C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:

a.    Mengetahui sejarah kerajaan Majapahit.
b.    Mengetahui sejarah pada zaman penjajahan.
c.    Mengetahui sejarah kebangkitan Nasional.
d.   Mengetahui sejarah pada zaman penjajahan Jepang.






















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia sebelum disyahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada pada bangasa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai tersebuttelah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia sebagai  kausa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang panitia 9, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara republik Indonesia.[1]
B.       Kerajaan Majapahit                                                                             
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh laksana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung melayu (Malaysia sekarang) sampai irian barat melalui Kalimantan Utara.
           Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan . Empu Prapanca menulis Negarakertagama (1365). Dalam kitab tersebut telah terdapat istilah “Pancasila” . Empu tantular mengarang buku sutasoma , dan didalam buku itulah kita jumpai seloka persatuan nasional yaitu “Bhinneka tunggal ika” yang bunyi lengkap nya “Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrua” artinya walaupun berbeda , namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu. Yaitu agama Hindu dan Budha. Bahkan salah satu bawahan kekuasaan nya yaitu Pasai justru telah memeluk agama Islam. toleransi positif dalam bidang agama dijunjung tinggi sejak masa bahari yang telah silam.
          Sumpah palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Manteri-manteri di paseban keprabun Majapahit pada tahun 1331. Yang berisi cita-citamempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut ‘saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikala seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan (Yamin, 1960:60).
            Selain itu dalam hubungan nya dengan negara lain raja Hayam Wuruk senantiasa mengadakan hubungan bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkak, Ayodya, Champa dan Kamboja. Menurut prasasti Brumbung (1329), dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja, hal ini sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem perintahan kerajaan Majapahit.
             Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia 17 Agustus 1945. Kemudian disebabkan oleh faktor keadaan dalam negeri sendiri seperti perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad XV , maka sinar kejayaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan akhir nya mengalami keruntuhan dengan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada permulaan abad XVI (1520).
 Pada abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu.
                Kejayaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan sejarah awal pengenalan wilayah kepulauan Nusantara yang merupakan tanah air bangsa Indonesia. Sebutan Nusantara diberikan oleh seorang pujangga pada masa kerajaan Majapahit, kemudian pada masa penjajahan Belanda sebutan ini diubah oleh pemerintah Belanda menjadi Hindia Belanda.
               Kerajaan Majapahit merupakan cikal bakal negara Indonesia. Majapahit yang keberadaannya sekitar abad XIII sampai abad XV adalah kerajaan besar yang sangat berjaya, terlebih pada masa pemerintahan Mahapatih Gajah Mada adalah Mahapatih Majapahit yang sangat disegani, dia lah yang berhasil menyatukan Nusantara yang terkenal dengan “sumpah palapa”  ( sumpah yang menyatakan tidak akan pernah beristirahat atau berhenti berpuasa sebelum Nusantara bersatu).
                 Sejarah juga mencatat bahwa kejayaan kerajaan Majapahit yang berumur lebih dari 2 abad harus berakhir karena Majapahit mengalami pradoks history setelah Patih Gajah Mada wafat, kerajaan Majapahit mengalami perpecahan (semacam balkanisasi di Eropa Timur di akhir abad XX) dngan ditandai lepasnya kerajaan-kerajaan yang semula berada dalam kekuassan Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang berdiri sendiri. Kewaspadaan Nasional yang dimiliki Majapahit sebagai negara bangsa (nationale staat) dalam konteks berbangsa dan bernegara waktu itu sangat lemah, sehingga konflik-konflik yang terjadi menyulut perpecahan yang lambat laun mempengaruhi ketahanan nasional dan menuju ke kehancuran total.[2]
C.      Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama Islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersamaan dengan itu berkembang pula lah kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang Eropa di nusantara .mereka itu antara lain orang Portugis yang kemudian diikuti oleh orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.
  Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah orang-orang bangsa Portugis. Namun lama kelamaan bangsa Portugis mulai menunjukan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka sejak tahun 1511 dikuasai oleh Portugis.
  Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia dengan menempuh jalan yang penuh kesulitan. Untuk menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri (Belanda), kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernamaV.O.C.,(verinigde oost indische compagnie), yang dikalngan rakyat dikenal dengan istolah ‘kompeni’.
Praktek-praktek VOC mulai kelihatan dengan paksaan-paksaan sehingga rakyat mulai mengadakan perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan tahun 1629, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P Coen tewas dalam serangan Sultan Agung yang kedua itu.
             Beberapa saat setelah Sultan Agung mangkat maka Mataram menjadi bagian kekuasaan kompeni. Bangsa belanda mulai memainkan peranan politiknya dengan licik di Indonesia. Di Makasar yang memiliki kedudukan yang sangat vital berhasil juga dikuasai oleh kompeni tahun (1667) dan timbulah perlawanan dari rakyat Mkasar dibawah Hasanudin. Menyusul pula wilayah banten (Sultan Ageng Tirtoyoso) dapat ditundukan pula oleh kompeni pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati di jawa Timur pada akhir abad ke XVII nampaknya tidak mampu meruntuhkan kekuasaan kompeni pada saat itu. Demikian pula ajakn Ibnu Iskandar pimpinan armada dari Minangkabau untuk mengadakan perlawanan bersama terhadap kompeni juga tidak mendapat sambutan yanghangat. Perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah yang terpencar-pencar dan tidak memiliki koordinasi tersebut banyak mengalami kegagalan sehingga banyak menimbulkan korban agi anak-anak bangsa. Demikianlah Belanda pada awalnyamenguasai daerah-daerah yang strategis dan kaya akan hasil rempah-rempah pada abad ke XVII dan nampaknya semakin memperkuat kedudukan dengan didukung oleh kekuatan militer.
              Pada abad itu sejarah mencatat bahwa belanda berusaha dengan keras untuk memperkuat dan mengintensifkan kekuasaannya di seluruh aiandonesia. Mereka ingin membulatkan hegemoninya sampai kepelosok-pelosoknusantara kita. Melihat praktek-praktek penjajahan Belanda tersebut maka meledaklah perlawanan rakyat di berbagai wilayah nusantara ,antara lain : patimuara di Maluku (1817). Baharudin di Palembang (1819), Imam Bonjol di Minangkabau (1821-1837). Pangeran di Ponegoro di Jawa Tengah (1825-1830), Jlentik, Teuku Tjik di Tiro , Teuku Umar dalam perang Aceh (1860). Anak Agung Made dalam perang Lombok (1894-1895). Sisisngamangaraja di tanah Batak (1900). Dan masih banyak perlawanan rakyat di berbagai daerah di nusantara. Dorongan akan cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan penindasan dari bangsa Belanda. Namun sekali lagi karena tidak adanya kesatuan dan persatuan diantara mereka dalam perlawanan melawan penjajah. Maka perlawanan tersebut senantiasa kandas dan menimbulkan banyak korban.
         Penghisapan mulai memuncak ketika belanda mulai menerapkan sistem monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban kewajiban terhadap rakyat yang tidak berdosa. Penderitaan rakyat semakin menjadi-jadi dan Belanda sudah tidak peduli lagi dengan ratap penderitaan tersebut, bahkan mereka semakin gigih dalam menghisap rakyat untuk memperbanyak kekayaan bangsa Belanda.
         Belanda cukup berhasil menguasai Indonesia, mereka mengeruk keuntungan sebesar-besarnya sementara rakyat Indonesia mengalami penderitaan lahir dan batin. Belanda melakukan dominasi politik, eksploitasi ekonomi, dan memperlakukan rakyat Indonesia dengan sewenang-wenang. Belanda menerapkan politik “adu domba” dan melakukan diskriminasi rasial kepada rakyat Indonesia.
        Perlawanan terhadap penjajahan Belanda terus dilakukan, secara fisik maupun politik. Munculnya kesadaran para pejuang dan golongan terpelajar Indonesia serta situasi internasional yang menimbulkan pergerakan di kalangan negara-negara terjajah, pada 20 mei 1908 di Jakarta berdirilah Boedi Oetomo yang didirikan oleh dr. Soetomo dan kawan-kawan dengan ketuanya Dr. Wahidin Sudiro Husodo.
D.      Kebangkitan Nasional
Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan Dunia Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Republik Philipina (1898). Yang dipelopori Joze Rizal, kemenangan jepang atas Rusia di Tsunia (1905). Gerakan SunYat Sen dengan republik Cinanya (1911). Partai Konggres di India dengan tokoh Tilak dan Gndhi , adapun di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.
      Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan nasional, sehingga segera setelah itu munculah organisasi-organisasi pergerakan lainnya. Organisasi-organisasipergerakan nasional itu antara lain : Sarekat Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti nama nya menjadi Sarekat Islam (SI) tahun (1911) di bawah H.O.S. Cokroaminoto.
      Berikutnya munculah Indische Partij (1913), yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu: Douwes Dekker , Ciptomangunkusumo, Suwardi Suryaningrat (yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantoro). Sejak semula partai ini menunjukkan keradikalanya, sehingga tidak dapat berumur panjang karena pemimpin nya dibuang keluar negeri (1913).
  Dalam situasi menggoncangkan itu munculah Partai Nasional Indonesia (PNI) (1927) yang dipelopori oleh soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokoh lainnya . Mulailah kini perjuangan nasional Indonesia dititik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaituIndonesia merdeka. Tujuan itu diekspresikannya dengan kata-kata yang jelas. Kemudian diikuti dengan tampilnya golongan pemuda yang tokoh-tokohnya antara lain: Muh. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbopranoto, serta tokoh-tokoh muda lainnya. Perjuangan rintisan kesatuan nasional kemudian diikuti dengan Sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isi nya satu Bahasa , satu Bangsa dan satu tanah air Indonesia. Lagu Indonesia raya pada saat ini pertama kali dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa.
  Kemudian PNI oleh para pengikutnya dibubarkan , dan diganti bentuknya dengan Partai Indonesia dengan singkatan Partindo (1931). Kemudian golongan Demokrat antara lain Moh. Hatta dan St. Syahrir mendirikan PNI baru yaitu pendidikan Nasional Indonesia (1933), dengan semboyan kemerdekaan indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.
  Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang. Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
E.       Zaman Penjajahan Jepang
           Setelah Nederland diserbu oleh tentara Nazi Jerman pada tanggal 5 Mei 1940 dan jatuh tanggal 10 Mei 1940, maka Ratu Wihelmina dengan segenap aparat pemerintahannya mengungsi ke inggris , sehingga pemerintahan Belanda masih dapat berkomunikasi dengan pemerintah jajahan di Indonesia.
          Janji belanda tentang Indonesia merdeka dikelak kemudian hari dalam kenyataannya hanya suatu kebohongan belaka sehingga tidak pernah menjadi kenyataan. Bahkan sampai akhir pendududkan pada tanggal 10 maret 1940 kemerdekaan bangsa Indonesia itu tidak pernah terwujud.
          Fasis jepang masuk  ke Indonesia dengan propaganda “Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia” .Akan tetapi dalam perang melawan Sekutu Barat yaitu (Amerika, Inggris, Rusia, Prancis,Belanda dan negar Sekutu lainnya) nampaknya Jepang semakin terdesak. Oleh karena itu agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka pemerintah Jepang bersikap bermurah hati terhadap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia merdeka dikelak kemudian hari.
          Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau memberikan hadiah “ulang tahun” kepada bangsa Indonesia yaitu janji kedua pemerintah Jepang berupa “kemerdekaan tanpa syarat”. Janji itu disampaikan kepada bangsa Indonesia seminggu sebelum bangsa Jepang menyerah, dengan Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinngi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di seluruh Jawa dan Madura). No. 23 . dalam janji kemerdekaan yang kedua tersebut bangsa Indonesia diperkenankan untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Bhkan dianjurkan kepada bangsa Indonesia untuk berani mendirikan negara Indonesia merdeka dihadapan musuh-musuh Jepang yaitu Sekutu termasuk kaki tangannya Nica (Ntherlands Indie Civil Administration), yang ingin mengembalikan kekuasaan kolonialnya di Indonesia. Bahkan Nica telah melancarkan serangannya di pulau Tarakan dan Morotai.
         Untuk mendaoatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi janji tersebut maka dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) ATAU Dokuritu Zyunbi Tioosakay. Pada hari itu juga diumumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta para anggota sebagai berikut:
Pada waktu itu susunan Badan Penyelidik itu adalah sebagai berikut:
Ketua(Kaicoo)     : Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda         : Itibangase (seorang anggota luar biasa) (Fuku Kaicoo Tokubetsu   Iin)
Ketua Muda         : R.P. Soeroso (merangkap kepala) (Fuku Kaicoo atau Zimukyoku Kucoo)
                   Enam puluh (60) orang anggota biasa (Iin) bangsa Indonesia (tidak trmasuk ketua dan ketua muda), yang kebanyakan berasal dari pulau Jawa. Tetapi terdapat beberapa dari Sumatra, Maluku, Sulawesi dan beberapa orang perenakan Eropa, Cina,Arab. Semuanya itu bertempat tinggal dijawa, karena Badan Penyelidik itu diadakan oleh Saikoo Sikikan Jawa.
                    Nama para anggota itu menurut nomor tempat duduknya dalam sidang adalah sebagai berikut:
1.      Ir. Soekarno
2.      Mr. Muh. Yamin
3.      Dr. R.Kusumah Atmaja
4.      R. Abdulrahim Pratalykrama
5.      R. Aris
6.      K. H. Dewantara
7.      K.Bagus H.Hadikusuma
8.      M.P.H. Bintoro
9.      A.K. Moezakir
10.  B.P.H Poerbojo
11.  R.A.A. Wiranatakoesoemo
12.  Ir.R.Asharsoetedjo Moenandar
13.  Oeij Tjiang Tjoei
14.  Drs. Muh. Hatta
15.  Oie Tjong Hauw
16.  H. Agus Salim
17.  M.Soetardjo Kartohadikusumo
18.  R.M.Margono Djojohadikusumo
19.  K.H. Abdul Halim
20.  K.H. Masjkoer
21.  R. Soedirman
22.  Prof.Dr.P A.H Djayadiningrat
23.  Prof. Dr. Soepomo
24.  Prof. Ir. Roesino
25.  Mr. R.P. Singgih
26.  Mr.Ny. Maria Ulfah Santoso
27.  R.M.T A.Soejo
28.  R. Ruslan Wongsokusumo
29.  R. Soesanto Tirtoprojo
30.  Ny. R.S.S. Soemario Mangunpoespito
31.  Dr. R.Boentaran Martoatmojo
32.  Liem Koen Hian
33.  Mr. J . Latuharhary
34.  Mr. R. Hindromartono
35.  R. Soekardjo Wirjopranoto
36.  Hadji Ah. Sanoesi
37.  A.M. Dasaat
38.  Mr. Tan Eng Hoa
39.  Ir.R.M.P. Soerachman Tjokroadisurjo
40.  R.A.A. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro
41.  K.R.M.T.H. Woerningrat
42.  Mr. A. Soebardjo
43.  Prof. Dr. R. Djenal Asiki Widjayakoesoemo
44.  Abikoesno
45.  Parada Harahap
46.  Mr. R.M. Sartono
47.  K.H.M. Mansoer
48.  K.R.M.A. Sosrodiningrat
49.  Mr. Soewandi
50.  K.H.A. Wachid Hasyim
51.  P.F. Dahler
52.  Dr. Soekiman
53.  Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro
54.  R. Oto Iskandar Dinata
55.  A. Baswedan
56.  Abdul Kadir
57.  Dr. Samsi
58.  Mr. A.A. Maramis
59.  Mr. Samsoedin
60.  Mr. R. Sastromoeljono
            Bangsa Indonesia terus melakukan perlawanan terhadap Jepang dan perlawanan tetap berlanjut sampai tentara Jepang terdesak oleh Sekutu pada 1944-1945. Pada 29 April 1945, pemerintah Jepang membentuk sebuah Badan yang bertugas menyelidiki kemungkinan Indonesia Merdeka. Badan tersebut bernama Dokuritzu Junbi Choosakai atau BPUPKI yang dilantik pada 28 mei 1945. Selain perjuangan yang dilakukan dalam sidang BPUPKI, pejuang Indonesia juga tetap dilakukan melalui gerakan perlawanan dibawah tanah.
              Proklamasi merupakan momentum pembebasan dan berakhirnya penjajahan, mengantarkan rakyat Indonesia untuk memulai kehidupan bernegara, dan melanjutkan cita-cita perjuangan sebagai Negara Indonesia yang merdeka.[3]





BAB III
 PENUTUP

A.      Simpulan
   Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh laksana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung melayu (Malaysia sekarang) sampai irian barat melalui Kalimantan Utara.
           Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah orang-orang bangsa Portugis. Namun lama kelamaan bangsa Portugis mulai menunjukan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka sejak tahun 1511 dikuasai oleh Portugis
Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan Dunia Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Republik Philipina (1898). Yang dipelopori Joze Rizal, kemenangan jepang atas Rusia di Tsunia (1905). Gerakan SunYat Sen dengan republik Cinanya (1911). Partai Konggres di India dengan tokoh Tilak dan Gndhi , adapun di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri
               Fasis jepang masuk  ke Indonesia dengan propaganda “Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia” .Akan tetapi dalam perang melawan Sekutu Barat yaitu (Amerika, Inggris, Rusia, Prancis,Belanda dan negara Sekutu lainnya) nampaknya Jepang semakin terdesak. Oleh karena itu agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka pemerintah Jepang bersikap bermurah hati terhadap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia merdeka dikelak kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, M. S. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR RI. 2009-2014.Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Jakarta: Sekretariat jendral MPR RI.



[1]M. S. Kaelan, Pendidikan Pancasila. (Yogyakarta: Paradigma, 2010) hlm

[2]Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR RI,Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. (Jakarta: Sekretariat jendral MPR RI,2009-2014) hlm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar