1 Agu 2017

Pengertian Metode Membaca

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
      Membaca merupakan kegiatan yang sangat penting dan vital dalam kehidupan umat manusia. Sungguh tepat kiranya, nabi Muhammad sebagai rasul terakhir menerima wahyu yang pertama dari Allah SWT. Adalah perintah untuk “membaca”.(Q.S:96:1)
     Saat ini, pemerintah kita telah berusaha meningkatkan mutu dan kompetensi membaca peserta didik sejak usia sekolah dasar. Sebab itu, komponen dasar yang harus dikuasai siswa usia sekolah dasar selama bersekolah di SD adalah kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Artinya, pemerintah sadar bahwa tanpa penguasaan ketiga kemampuan dasar tersebut, mustahil bangsa Indonesia menjadi maju guna mengejar ketertinggalan dengan negara lain yang sangat pesat kemajuan teknologinya dewasa ini.
B.     RUMUSAN MASALAH
-        Apa pengertian Metode Membaca?
-        Apa kelebihan Metode Membaca?
-        Apa kekurangan Metode Membaca?

C.    TUJUAN PENULISAN
-        Untuk mengetahui pengertian Metode Membaca
-        Untuk mengetahui kelebihan Metode Membaca
-        Untuk mengetahui kekurangan Metode Membaca

BAB II
PEMBAHASAN
A.    PENGERTIAN METODE MEMBACA
       Metode membaca yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian di ikuti siswa anak didik. Tapi. Kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya.
      Teknik metode membaca ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa di suruh memperhatikan/mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).
      Setelah masing-masing siswa mendapat giliran membaca, guru mengulangi bacaan itu sekali lagi di ikuti semua siswa, hal ini terutama pada tingkat-tingkat pertama. Kemudian guru mencatatkan kata-kata sulit atau baru yang belum di ketahui siswa di papan tulis untuk di catat di buku catatan untuk memperkaya perbendaharaan kata-kata dan begitulah selanjutnya, hingga selesai topik-topik yang telah di terapkan/di tentukan.
        Beberapa ahli mencoba memberi definisi “Membaca”, antara lain :
-        Menurut Farris, membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemehaman diperoleh apabila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.

-        Menurut Syafi’i, beliau menyatakan bahwa membaca adalah suatu proses yang bersifat fisik atau yang disebut proses mekanis, berupa kegiatan mengamati tulisan secara visual, sedangkan proses psikologis berupa kegiatan berpikir dalam mengolah informasi.

      Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat dirangkum bahwa membaca merupakan proses pemahaman atau penikmatan terhadap teks bacaan dengan memanfaatkan kemampuan melihat (mata) yang dimiliki oleh pembaca, sesuai dengan tujuannya.
      Perlu disepakati bahwa membaca harus mempunyai tujuan. Apabila membaca tidak bertujuan, maka proses dan kegiatan membaca yang dilakukan tidak memiliki arti sama sekali.
      Berdasarkan pengalaman yang dialami, ada beberapa tujuan membaca yang dapat dikemukakan, di antaranya untuk:
-        Memahami aspek kebahasaan (kata, frasa, kalimat, paragraf, dan wacana) dalam teks.
-        Memahami pesan yang ada dalam teks.
-        Mencari informasi penting dari teks.
     Keterampilan membaca sangat perlu dikuasai oleh setiap siswa. keterampilan membaca juga sangat diperlukan dalam mempelajari setiap mata pelajaran. Setiap mata pelajaran pasti disajikan dalam buku teks yang harus dicerna oleh siswa.
Terdapat beberapa metode pengajaran membaca yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :


1. Metode Reseptif
Metode ini mengarah ke proses penerimaan isi bacaan maupun simakan baik tersurat maupun tersirat. Metode tersebut sangat cocok diterapkan kepada siswa yang dianggap telah banyak menguasai kosakata, frase, maupun kalimat. Yang dipentingkan bagi siswa dalam suasana reseptif adalah bagaimana isi bacaan atau simakan diserap dengan bagus.
2. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan konkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis dan di utarakan.
3. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, mendengarkan diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Menulis diintegrasikan dengan berbicara dan membaca.
4. Metode Partisipatori
Metode ini lebih menekankan keterlibatan siswa secara penuh. Siswa dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar. Siswa didudukkan sebagai subjek belajar. Dengan berpartisipasi aktif, siswa dapat menemukan hasil belajar. Guru hanya bertindak sebagai pemandu atau fasilitator. Guru berperan sebagai pemandu yang penuh dengan motivasi, pandai berperan sebagai moderator yang kreatif.

B.     KELEBIHAN METODE MEMBACA
-        Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar.
-        Siswa dapat menggunakan intonasi bacaan bahasa asing sesuai dengan kaidah membaca yang benar.
-        Tentu saja dengan pelajaran membaca tersebut siswa diharapkan mampu menerjemahkan kata-kata atau memahami kalimat-kalimat bahasa asing yang diajarkan, dengan demikian pengetahuan dan penguasaan bahasa anak menjadi utuh.

C.    KEKURANGAN METODE MEMBACA
-        Pada metode membaca ini, untuk tingkat pemula agak sukar diterapkan. Karena siswa masih sangat asing untuk membiasakan. Sehingga, kadang-kadang harus terpaksa berkali-kali menuntun dan mengulang. Ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru lidah siswa yang bukan dan bahasa asing yang sedang diajarkan. Dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu.
-        Dilihat dari segi penguasaan bahasa, metode reading lebih menitikberatkan pada kemampuan siswa untuk mengucapkan/melafalkan kata-kata dalam kalimat-kalimat bahasa asing yang benar dan lancar. Adapun arti dan makna kata dan kalimat kadang-kadang kurang diutamakan. Hal ini dapat berarti pengajaran terlalu bersifat verbalisme.
-        Pengajaran sering terasa membosankan, terutama bila guru yang mengajar tidak simpatik/metode diterapkan secara tidak menarik bagi siswa. Dari segi tensi suara pun kadang- kadang cukup menjenuhkan karena masing-masing guru dan siswa terus-menerus membaca topik-topik pelajaran. Karena metode ini memiliki kekurangan yang berarti, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

a.       Hendaknya pokok-pokok materi yang akan di sajikan senantiasa di sesuaikan taraf perkembangan dan kemampua siswa pada tingkat tertentu. Pilih topik dan materi pelajaran yang menarik hati bagi siswa/yang sesuai dengan keinginan jiwa mereka.
b.      Untuk menghindari verbalisme dalam pengajaran, guru hendaknya dapat mengartikan/menerjemahkan kata-kata atau kalimat-kalimat yang belum di mengerti/pahami siswa dalam bacaan-bacaan tersebut.
c.       Pada umumnya, alat peraga/media pengajaran berupa pengeras suara, radio, tape/kaset, video dan alat-alat sejenisnya sangat sangat membantu mempercepat/memperlancar lidah/bacaan siswa. Di samping itu, dengan alat peraga, pengajaran menjadi menarik dan tidak membosankan.
d.      Buku-buku bacaan dapat dipilih dan disusun sedemikian rupa hingga menarik/menyenangkan siswa. Pada umumnya, bacaan novel, cerpen (cerita-cerita), pepatah, hikmah-hikmah dalam bahasa asing, ilmu pengetahuan dan lain-lain sangat menarik untuk bahan bacaan, terutama pada tingkat-tingkat pemula; pada tingkat-tingkat lanjutan bacaan-bacaan dapat di arahkan pada yang bersifat ilmiah/pemikiran.




BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
       Metode membaca yaitu menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni guru mula-mula membacakan topik-topik bacaan, kemudian di ikuti siswa anak didik. Tapi. Kadang-kadang guru dapat menunjuk langsung anak didik untuk membacakan pelajaran tertentu lebih dulu, tentu siswa lain memperhatikan dan mengikutinya. Teknik metode membaca ini dapat dilakukan dengan cara guru langsung membacakan materi pelajaran dan siswa di suruh memperhatikan/mendengarkan bacaan-bacaan gurunya dengan baik, setelah itu guru menunjuk salah satu di antara siswa untuk membacakannya, dengan jalan berganti-ganti (bergiliran).
    Menurut Farris, membaca sebagai pemrosesan kata-kata, konsep, informasi, dan gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh pengarang yang berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman awal pembaca. Dengan demikian, pemehaman diperoleh apabila pembaca mempunyai pengetahuan atau pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya dengan apa yang terdapat di dalam bacaan.
    Terdapat beberapa metode pengajaran membaca yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain :
·         Metode Reseptif
·         Metode Komunikatif
·         Metode Integratif
·         Metode Partisipatori


    Adapun kelebihan dan kekurangan metode membaca salah satu nya ialah:
Kelebihan: Siswa dapat dengan lancar membaca dan memahami bacaan-bacaan berbahasa asing dengan fasih dan benar.
Kekurangan: Pada metode membaca ini, untuk tingkat pemula agak sukar diterapkan. Karena siswa masih sangat asing untuk membiasakan. Sehingga, kadang-kadang harus terpaksa berkali-kali menuntun dan mengulang. Ulang kata dan kalimat yang sulit ditiru lidah siswa yang bukan dan bahasa asing yang sedang diajarkan. Dengan demikian metode ini relatif banyak menyita waktu.





DAFTAR PUSTAKA
Drs. Izzan, H. Ahmad M.Ag, Metodologi pembelajaran bahasa ara, Bandung, Humaniora, 2011.


http://www.mtsppiu.sch.id

Komunikasi Edukatif

BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG MASALAH
     Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk menambah pengetahuan dan pengalaman yang di perlukan untuk mementingkan kelangsungan hidup serta mencapai tujuan hidup. Perkembangan dunia tekhnologi sangat cepat pada sejak dimulainya era millennium. Perkembangan itu salah satunya di tandai dengan adanya Laptop maupun LCD Projector. Dengan adanya tekhnologi masa kini, bisa di gunakan atau di manfaatkan sebagai alat untuk komunikasi yang Edukatif.

B.     IDENTIFIKASI MASALAH
     Identifikasi penulisan makalah ini agar pendidik dengan peserta didik dapat mengadakan komunikasi dengan baik. Perlu kita ketahui bahwa komunikasi itu bersifat khusus yaitu bersifat Edukatif. Persoalannya bukan hanya menyampaikan pikiran-pikiran secara cekatan, tetapi menyampaikan pikiran-pikiran yang mendidik dengan cekatan.

C.    FOKUS JUDUL
     Fokus judul pada makalah ini di arahkan pada perkembangan tekhnologi pada masa kini yang di gunakan untuk Komunikasi yang Edukatif antara pendidik dengan peserta didik. Di mana Tekhnologi ini sangat memudahkan bagi pendidik dalam berkomunikasi dengan peserta didik.

D.    RUMUSAN MASALAH
     Apa yang di maksud dengan Komunikasi Edukatif, dan bagaimana membangun Komunikasi Edukatif yang baik antara pendidik dengan peserta didik. Sehingga dalam berkomunikasi peserta didik dengan mudah menerima pesan ataupun informasi yang di sampaikan oleh pendidik.
E.     TUJUAN MASALAH
            Adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan Komunikasi
2.      Untuk menambah wawasan tentang Komunikasi Edukatif dalam tekhnologi pembelajaran
3.      Untuk mengetahui bagaimana membangun Komunikasi Edukatif yang baik antara pendidik dengan peserta didik

F.     METODE PENULISAN
      Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode kepustakaan dan media internet untuk mengumpulkan bahan-bahan yang berkenaan dengan judul pembahasan yang akan di persentasikan.







BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI EDUKATIF
    Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bias guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan prosuder media; salurannya media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.
Pengertian komunikasi telah banyak di buat oleh beberapa pakar komunikasi yang didasarkan pada latar belakang pengetahuan yang dimiliki. Perbedaan definisi yang dirumuskan tersebut terjadi karena komunikasi didefinisikan oleh pakar dengan disiplin ilmu yang beragam pula seperti psikologi. Linguistik,, matematika, elektronika dan sebagainya.
     Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika, memberi pengertian  komunikasi sebagai suatu “proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”, Dengan demikian, jika suatu komunikasi terjadi antara manusia, maka pross transfer ide akan terjadi yang akan berpengaruh terhadap perubahan pandangan fikiran dan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu. Selanjutnya Rogers dan D. Lawrence Kincaid  mendefinisikan, “komunikasi sebagai suatu proses di mana dua atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada giliranya nanti akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.
      Harold D Laswell mengemukakan bahwa manusia memerlukan komunikasi karena disebabkan tiga hal yaitu:
(1) hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya,
(2) upaya manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya,
(3) upaya untuk melakukan transformasi  warisan sosialisasi.
     Ketiga kepentingan tersebut oleh manusia yang menjadi dasar kebutuhan manusia akan komunikasi. Keinginan manusia  untuk dapat mengontrol lingkungan  dapat dilakukan jika manusia melakukan komunikasi untuk mengetahui seluk beluk lingkungannya untuk dapat dimanfaatkan, dipelihara serta untuk dapat menghindari ancaman terhadap kehidupan manusia sendiri. Selain itu manusia membutuhkan komunikasi karena manusia memiliki keinginan untuk dapat bersosialisasi dan beradaptasi dengan lingkungan kehidupannya.
     Selain pengertian yang diberikan para pakar dengan latar belakang ilmu masing-masing tersebut, terdapat sebuah definisi yang dibuat oleh Kelompok Sarjana Komunikasi, dengan konsentrasi studi komunikasi antara manusia (human communication) bahwa, “Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antar sesama manusia melalui pertukaran informasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain, serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu”



     Proses komunikasi berlangsung pada suatu komunitas baik umum maupun khusus, termasuk pada kegiatan pembelajaran dalam kelas. Komunikasi dalam kegiatan pembelajaran terjadi antara guru dengan siswa dengan mengkomunikasikan pesan berupa ide atau gagasan atau materi pelajaran. Proses komunikasi tersebut diharapkan dapat berimplikasi pada kemampuan siswa untuk mentransfer pengetahuaan yang dikomunikasikan guru selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
     Oleh karena itu, komunikasi merupakan faktor penting dalam lingkungan pendidikan dewasa ini, sebab kehadiran komunikasi merupakan syarat utama terjadinya hubungan antara seorang dengan seseorang yang lain, guru dengan siswa, guru dengan guru, guru dengan orang tua dan lain sebagainya. Meskipun beberapa kalangan pembelajar meragukan kemampuan “komunikasi” sebagai satu-satunya alat yang dapat dipergunakan dalam menyelesaikan berbagai macam masalah belajar siswa. Namun untuk meyakinkan ketepatan penyelesaian masalah tersebut, maka penerapan komunikasi antara pribadi guru dengan siswa sebagai suatu  kegiatan yang tepat, karena memandang guru sebagai person yang dinamik dan selalu berupaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
B.  CARA MEMBANGUN KOMUNIKASI YANG BAIK
    Berdasarkan pengertian komunikasi yang ungkapkan para pakar menurut disiplin ilmu masing-masing, maka proses komunikasi adalah interaksi individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok yang lain baik secara langsung atau tidak langsung untuk menyampaikan suatu pesan dari pengirm (komunikator) kepada penerima pesan (komunikan). Dalam komunikasi tersebut akan dianggap efektif apabila terjadi perubahan sikap dan keyakinan dari komunikan sesuai harapan komunikator. Akan tidak efektif apabila terjadinya interaksi yang tidak membawa perubahan sikap atau keyakinan dari komunikan sesuai harapan komunikator, walaupun telah terjadi proses komunikasi.

     Komunikasi Edukatif dalam pembelajaran menjadi faktor yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya komunikasi adalah merupakan proses penyampaian informasi dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Proses komunikasi berlangsung dengan baik jika komunikator menyampaikan informasi atau pesan kepada penerima dengan cara yang baiK atau menggunakan media komunikasi agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh penerima pesan (audience).
    Sekolah sebagai salah lembaga pendidikan formal tempat berkomunikasi, dan personil guru sebagai komunikator, diharapkan mencurahkan sebagian besar energinya dalam membantu siswa mengungkapkan fakta-fakta dan menghubungkan satu dengan yang lainnya. Kemampuan guru berkomunikasi dengan siswanya menjadi salah satu komponen dalam profesionalitasnya sebagai tenaga pendidik, karena guru-siswa selalu berinteraksi secara pribadi yang mengkomunikasikan sikap dan perasaan. Sikap dan perasaan guru akan tercetuskan dalam kata-kata dan tindakan–tindakannya yang nonverbal seperti sikap badan, isyarat, raut muka, kontak mata dan nada bicara. Semakin jelas bahwa tuntutan utama pada pihak guru adalah kemampuan mengaplikasikan diri sebagai komunikator yang handal, dan wujudnya adalah komunikasi antar pribadi yang merupakan senjata ampuh dalam memecahkan segala macam kesulitan belajar siswa.
     Namun intensitas antar pribadi setiap guru dan siswa ini adalah sangat bervariasi, sehingga perlu diketahui penyebabnya dan alternatif pemecahannya. Konsep ini dilatar belakangi pemikiran bahwa alternatif terbaru dalam pengelolaan pendidikan adalah menekankan kepada kemandirian dan kreativitas guru dan siswa, serta bukan hanya berfokus pada penyediaan faktor input pendidikan, tetapi yang diutamakan adalah proses komunikasi dalam pendidikan.
     Tinggi rendahnya mutu pendidikan sesungguhnya tergantung tanggung jawab segenap bangsa, namun sorotan masyarakat dan berbagai media massa, senantiasa diasumsikan sebagai penyebab utama adalah kualitas guru sebagai komunikator pembelajaran. Karena tidak dapat disangkal bahwa pendidikan bergantung pada kegiatan komunikasi yang mempunyai hubungan resiprokal. Proses komunikasi pada dasarnya tidak berbeda dengan dengan roses belajar mengajar. Oleh sebab itu prinsip-prinsip mengajarpun dapat diterapkan dalam komunikasi. Jadi kedudukan komunikasi dalam proses pendidikan dan pembelajaran sangat penting terutama dalam kaitannya dengan proses penyampaian pesan pembelajaran kepada pebelajar. Penyampaian pesan pembelajaran yang dimaksudkan dapat terjadi secara langsung (secara lisan), dan dapat pula terjadi secara tidak langsung atau secara tertulis.
    Menurut Natawijaya, bahwa “sebagian besar interaksi antara manusia berlangsung dalam situasi komunikasi antar pribadi. ini berarti semua aspek kehidupan dan pergaulan mementingkan komunikasi antar pribadi. Pada bidang pendidikan pun komunikasi antar pribadi sangat diperlukan karena komunikasi antar pribadi merupakan salah satu kunci keberhasilan usaha dan oleh karena itu jika guru mampu berkomunikasi secara lebih efektif, dapat dipastikan bahwa ia akan mampu mengelola kegiatan belajar mengajar secara efektif pula.
    Suatu harapan dalam kegiatan belajar mengajar, komunikasi antar pribadi merupakan peristiwa yang seharusnya muncul setiap saat. Bahkan menurut Mulyana “kemajuan teknologi komunikasi tidak otomatis membuat komunikasi tatap muka tidak penting, karena bentuk komunikasi inilah dapat memupuk keakraban dan kehangatan dengan sesama kita”. Komunikasi ini dapat terjadi antara guru – siswa, atau antara siswa dengan siswa lainnya. Keefektifan komunikasi sangatlah ditentukan dari dua belah pihak yang berkomunikasi. Namun karena guru yang memegang kendali kelas, maka tanggung jawab terjadinya komunikasi antar pribadi yang efektif terletak pada kemampuan pribadi guru.
    Keberhasilan para guru mengemban tanggung jawab tersebut sangat dipengaruhi dari keterampilan guru itu sendiri di dalam melakukan komunikasi. Kenyataan dalam bidang pendidikan khususnya sering terjadi mis komunikasi antara guru dan siswa, dimana para guru selalu berhadapan dengan siswa-siswi yang prestasi belajarnya tergolong rendah. Kelompok siswa itu berpendapat bahwa penyebab utama prestasi belajar yang rendah adalah ketidakmampuan guru membelajarkan siswa dan pemberian nilai yang tidak adil dari guru.







BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
      Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan, sumber pesan, saluran/media dan penerima pesan adalah komponen-komponen proses komunikasi. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bias guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan prosuder media; salurannya media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru.
       Everett M. Rogers seorang pakar Sosiologi Pedesaan Amerika, memberi pengertian  komunikasi sebagai suatu “proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka”, Dengan demikian, jika suatu komunikasi terjadi antara manusia, maka pross transfer ide akan terjadi yang akan berpengaruh terhadap perubahan pandangan fikiran dan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu. Selanjutnya Rogers dan D. Lawrence Kincaid  mendefinisikan, “komunikasi sebagai suatu proses di mana dua atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada giliranya nanti akan tiba pada saling pengertian yang mendalam”.
    Harold D Laswell mengemukakan bahwa manusia memerlukan komunikasi karena disebabkan tiga hal yaitu:
(1) hasrat manusia untuk mengontrol lingkungannya,
(2) upaya manusia untuk beradaptasi dengan lingkungannya,
(3) upaya untuk melakukan transformasi  warisan sosialisasi.
    Komunikasi Edukatif dalam pembelajaran menjadi faktor yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya komunikasi adalah merupakan proses penyampaian informasi dari pemberi pesan kepada penerima pesan. Proses komunikasi berlangsung dengan baik jika komunikator menyampaikan informasi atau pesan kepada penerima dengan cara yang baiK atau menggunakan media komunikasi agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh penerima pesan (audience).











DAFTAR PUTAKA

Dr. Arief S. Sadiman, M.Sc., Drs. R. Rahardjo, M.Sc., Anung Haryono, M.Sc., Rahardjito, Media Pendidikan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003.

Hafied Changara, Pengantar Ilmu Komunikasi ( Rajawali Pers : Jakarta; 1998),

Natawijaya Rachman, Psikologi PendidikaN. (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta ; 2000,)



Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan

BAB I
 PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

 Merupakan suatu fakta historis yang sukar dibantah, bahwa sebelum tanggal 1 Juni 1945 yang disebut sebagai tanggal “lahirnya” Pancasila, Ir. Soekarno yang diakui sebagai tokoh nasional yang menggali Pancasila tidak pernah berbicara atau menulis tentang Pancasila, baik sebagai pandangan hidup maupun, atau apalagi, sebagai dasar negara. Dalam pidato yang beliau sampaikan tanpa konsep pada tanggal tersebut, yang mendapat berkali-kali applause dari para anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), beliau menjelaskan bahwa gagasan tentang Pancasila tersebut terbersit bagaikan ilham setelah mengadakan renungan pada malam sebelumnya. Renungan itu beliau lakukan untuk mencari jawaban terhadap pertanyaan Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ketua BPUPKI, tentang apa dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Lima dasar atau sila yang beliau ajukan itu beliau namakan sebagai  filosofische  grondslag.
Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh Bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan  Negara. Proses terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta kerajaan-kerajaan lainnya. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicentuskan pada sumpah pemuda pada tahun 1928.






B.       Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

a.    Bagaimana pada zaman kerajaan Majapahit?
b.    Bagaimana pada zaman penjajahan?
c.    Bagaimana pada kebangkitan Nasional?
d.   Bagaimana pada zaman penjajahan Jepang?

C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:

a.    Mengetahui sejarah kerajaan Majapahit.
b.    Mengetahui sejarah pada zaman penjajahan.
c.    Mengetahui sejarah kebangkitan Nasional.
d.   Mengetahui sejarah pada zaman penjajahan Jepang.






















BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Pancasila sebagai dasar negara republik Indonesia sebelum disyahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada pada bangasa Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai tersebuttelah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa Indonesia sebagai  kausa materialis Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang panitia 9, sidang BPUPKI kedua, serta akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara republik Indonesia.[1]
B.       Kerajaan Majapahit                                                                             
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh laksana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung melayu (Malaysia sekarang) sampai irian barat melalui Kalimantan Utara.
           Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai dalam satu kerajaan . Empu Prapanca menulis Negarakertagama (1365). Dalam kitab tersebut telah terdapat istilah “Pancasila” . Empu tantular mengarang buku sutasoma , dan didalam buku itulah kita jumpai seloka persatuan nasional yaitu “Bhinneka tunggal ika” yang bunyi lengkap nya “Bhinneka tunggal ika tan hana dharma mangrua” artinya walaupun berbeda , namun satu jua adanya sebab tidak ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya realitas kehidupan agama pada saat itu. Yaitu agama Hindu dan Budha. Bahkan salah satu bawahan kekuasaan nya yaitu Pasai justru telah memeluk agama Islam. toleransi positif dalam bidang agama dijunjung tinggi sejak masa bahari yang telah silam.
          Sumpah palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu dan Manteri-manteri di paseban keprabun Majapahit pada tahun 1331. Yang berisi cita-citamempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut ‘saya baru akan berhenti berpuasa makan pelapa, jikala seluruh nusantara bertakluk di bawah kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali, Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan (Yamin, 1960:60).
            Selain itu dalam hubungan nya dengan negara lain raja Hayam Wuruk senantiasa mengadakan hubungan bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkak, Ayodya, Champa dan Kamboja. Menurut prasasti Brumbung (1329), dalam tata pemerintahan kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti Rakryan I Hino, I Sirikan dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja, hal ini sebagai nilai-nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem perintahan kerajaan Majapahit.
             Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan Indonesia 17 Agustus 1945. Kemudian disebabkan oleh faktor keadaan dalam negeri sendiri seperti perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad XV , maka sinar kejayaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan akhir nya mengalami keruntuhan dengan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada permulaan abad XVI (1520).
 Pada abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu.
                Kejayaan Sriwijaya dan Majapahit merupakan sejarah awal pengenalan wilayah kepulauan Nusantara yang merupakan tanah air bangsa Indonesia. Sebutan Nusantara diberikan oleh seorang pujangga pada masa kerajaan Majapahit, kemudian pada masa penjajahan Belanda sebutan ini diubah oleh pemerintah Belanda menjadi Hindia Belanda.
               Kerajaan Majapahit merupakan cikal bakal negara Indonesia. Majapahit yang keberadaannya sekitar abad XIII sampai abad XV adalah kerajaan besar yang sangat berjaya, terlebih pada masa pemerintahan Mahapatih Gajah Mada adalah Mahapatih Majapahit yang sangat disegani, dia lah yang berhasil menyatukan Nusantara yang terkenal dengan “sumpah palapa”  ( sumpah yang menyatakan tidak akan pernah beristirahat atau berhenti berpuasa sebelum Nusantara bersatu).
                 Sejarah juga mencatat bahwa kejayaan kerajaan Majapahit yang berumur lebih dari 2 abad harus berakhir karena Majapahit mengalami pradoks history setelah Patih Gajah Mada wafat, kerajaan Majapahit mengalami perpecahan (semacam balkanisasi di Eropa Timur di akhir abad XX) dngan ditandai lepasnya kerajaan-kerajaan yang semula berada dalam kekuassan Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang berdiri sendiri. Kewaspadaan Nasional yang dimiliki Majapahit sebagai negara bangsa (nationale staat) dalam konteks berbangsa dan bernegara waktu itu sangat lemah, sehingga konflik-konflik yang terjadi menyulut perpecahan yang lambat laun mempengaruhi ketahanan nasional dan menuju ke kehancuran total.[2]
C.      Zaman Penjajahan
Setelah Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama Islam dengan pesatnya di Indonesia. Bersamaan dengan itu berkembang pula lah kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan orang-orang Eropa di nusantara .mereka itu antara lain orang Portugis yang kemudian diikuti oleh orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman rempah-rempah.
  Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah orang-orang bangsa Portugis. Namun lama kelamaan bangsa Portugis mulai menunjukan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka sejak tahun 1511 dikuasai oleh Portugis.
  Pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia dengan menempuh jalan yang penuh kesulitan. Untuk menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri (Belanda), kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernamaV.O.C.,(verinigde oost indische compagnie), yang dikalngan rakyat dikenal dengan istolah ‘kompeni’.
Praktek-praktek VOC mulai kelihatan dengan paksaan-paksaan sehingga rakyat mulai mengadakan perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) berupaya mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan tahun 1629, walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P Coen tewas dalam serangan Sultan Agung yang kedua itu.
             Beberapa saat setelah Sultan Agung mangkat maka Mataram menjadi bagian kekuasaan kompeni. Bangsa belanda mulai memainkan peranan politiknya dengan licik di Indonesia. Di Makasar yang memiliki kedudukan yang sangat vital berhasil juga dikuasai oleh kompeni tahun (1667) dan timbulah perlawanan dari rakyat Mkasar dibawah Hasanudin. Menyusul pula wilayah banten (Sultan Ageng Tirtoyoso) dapat ditundukan pula oleh kompeni pada tahun 1684. Perlawanan Trunojoyo, Untung Suropati di jawa Timur pada akhir abad ke XVII nampaknya tidak mampu meruntuhkan kekuasaan kompeni pada saat itu. Demikian pula ajakn Ibnu Iskandar pimpinan armada dari Minangkabau untuk mengadakan perlawanan bersama terhadap kompeni juga tidak mendapat sambutan yanghangat. Perlawanan bangsa Indonesia terhadap penjajah yang terpencar-pencar dan tidak memiliki koordinasi tersebut banyak mengalami kegagalan sehingga banyak menimbulkan korban agi anak-anak bangsa. Demikianlah Belanda pada awalnyamenguasai daerah-daerah yang strategis dan kaya akan hasil rempah-rempah pada abad ke XVII dan nampaknya semakin memperkuat kedudukan dengan didukung oleh kekuatan militer.
              Pada abad itu sejarah mencatat bahwa belanda berusaha dengan keras untuk memperkuat dan mengintensifkan kekuasaannya di seluruh aiandonesia. Mereka ingin membulatkan hegemoninya sampai kepelosok-pelosoknusantara kita. Melihat praktek-praktek penjajahan Belanda tersebut maka meledaklah perlawanan rakyat di berbagai wilayah nusantara ,antara lain : patimuara di Maluku (1817). Baharudin di Palembang (1819), Imam Bonjol di Minangkabau (1821-1837). Pangeran di Ponegoro di Jawa Tengah (1825-1830), Jlentik, Teuku Tjik di Tiro , Teuku Umar dalam perang Aceh (1860). Anak Agung Made dalam perang Lombok (1894-1895). Sisisngamangaraja di tanah Batak (1900). Dan masih banyak perlawanan rakyat di berbagai daerah di nusantara. Dorongan akan cinta tanah air menimbulkan semangat untuk melawan penindasan dari bangsa Belanda. Namun sekali lagi karena tidak adanya kesatuan dan persatuan diantara mereka dalam perlawanan melawan penjajah. Maka perlawanan tersebut senantiasa kandas dan menimbulkan banyak korban.
         Penghisapan mulai memuncak ketika belanda mulai menerapkan sistem monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban kewajiban terhadap rakyat yang tidak berdosa. Penderitaan rakyat semakin menjadi-jadi dan Belanda sudah tidak peduli lagi dengan ratap penderitaan tersebut, bahkan mereka semakin gigih dalam menghisap rakyat untuk memperbanyak kekayaan bangsa Belanda.
         Belanda cukup berhasil menguasai Indonesia, mereka mengeruk keuntungan sebesar-besarnya sementara rakyat Indonesia mengalami penderitaan lahir dan batin. Belanda melakukan dominasi politik, eksploitasi ekonomi, dan memperlakukan rakyat Indonesia dengan sewenang-wenang. Belanda menerapkan politik “adu domba” dan melakukan diskriminasi rasial kepada rakyat Indonesia.
        Perlawanan terhadap penjajahan Belanda terus dilakukan, secara fisik maupun politik. Munculnya kesadaran para pejuang dan golongan terpelajar Indonesia serta situasi internasional yang menimbulkan pergerakan di kalangan negara-negara terjajah, pada 20 mei 1908 di Jakarta berdirilah Boedi Oetomo yang didirikan oleh dr. Soetomo dan kawan-kawan dengan ketuanya Dr. Wahidin Sudiro Husodo.
D.      Kebangkitan Nasional
Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan Dunia Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Republik Philipina (1898). Yang dipelopori Joze Rizal, kemenangan jepang atas Rusia di Tsunia (1905). Gerakan SunYat Sen dengan republik Cinanya (1911). Partai Konggres di India dengan tokoh Tilak dan Gndhi , adapun di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.
      Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 mei 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan nasional, sehingga segera setelah itu munculah organisasi-organisasi pergerakan lainnya. Organisasi-organisasipergerakan nasional itu antara lain : Sarekat Dagang Islam (SDI) (1909), yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan politik dengan mengganti nama nya menjadi Sarekat Islam (SI) tahun (1911) di bawah H.O.S. Cokroaminoto.
      Berikutnya munculah Indische Partij (1913), yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu: Douwes Dekker , Ciptomangunkusumo, Suwardi Suryaningrat (yang kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantoro). Sejak semula partai ini menunjukkan keradikalanya, sehingga tidak dapat berumur panjang karena pemimpin nya dibuang keluar negeri (1913).
  Dalam situasi menggoncangkan itu munculah Partai Nasional Indonesia (PNI) (1927) yang dipelopori oleh soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokoh lainnya . Mulailah kini perjuangan nasional Indonesia dititik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang jelas yaituIndonesia merdeka. Tujuan itu diekspresikannya dengan kata-kata yang jelas. Kemudian diikuti dengan tampilnya golongan pemuda yang tokoh-tokohnya antara lain: Muh. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbopranoto, serta tokoh-tokoh muda lainnya. Perjuangan rintisan kesatuan nasional kemudian diikuti dengan Sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isi nya satu Bahasa , satu Bangsa dan satu tanah air Indonesia. Lagu Indonesia raya pada saat ini pertama kali dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa.
  Kemudian PNI oleh para pengikutnya dibubarkan , dan diganti bentuknya dengan Partai Indonesia dengan singkatan Partindo (1931). Kemudian golongan Demokrat antara lain Moh. Hatta dan St. Syahrir mendirikan PNI baru yaitu pendidikan Nasional Indonesia (1933), dengan semboyan kemerdekaan indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.
  Pada tahun 1912 berdirilah Partai Politik pertama di Indonesia (Hindia Belanda), Indische Partij. Pada tahun itu juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (di Solo), KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah (di Yogyakarta), Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang. Kebangkitan pergerakan nasional Indonesia bukan berawal dari berdirinya Boedi Oetomo, tapi sebenarnya diawali dengan berdirinya Sarekat Dagang Islam pada tahun 1905 di Pasar Laweyan, Solo. Sarekat ini awalnya berdiri untuk menandingi dominasi pedagang Cina pada waktu itu. Kemudian berkembang menjadi organisasi pergerakan sehingga pada tahun 1906 berubah nama menjadi Sarekat Islam.
Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis "Als ik eens Nederlander was" ("Seandainya aku seorang Belanda"), pada tanggal 20 Juli1913 yang memprotes keras rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat dihukum dan diasingkan ke Banda dan Bangka, tetapi karena "boleh memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.
Saat ini, tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
E.       Zaman Penjajahan Jepang
           Setelah Nederland diserbu oleh tentara Nazi Jerman pada tanggal 5 Mei 1940 dan jatuh tanggal 10 Mei 1940, maka Ratu Wihelmina dengan segenap aparat pemerintahannya mengungsi ke inggris , sehingga pemerintahan Belanda masih dapat berkomunikasi dengan pemerintah jajahan di Indonesia.
          Janji belanda tentang Indonesia merdeka dikelak kemudian hari dalam kenyataannya hanya suatu kebohongan belaka sehingga tidak pernah menjadi kenyataan. Bahkan sampai akhir pendududkan pada tanggal 10 maret 1940 kemerdekaan bangsa Indonesia itu tidak pernah terwujud.
          Fasis jepang masuk  ke Indonesia dengan propaganda “Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia” .Akan tetapi dalam perang melawan Sekutu Barat yaitu (Amerika, Inggris, Rusia, Prancis,Belanda dan negar Sekutu lainnya) nampaknya Jepang semakin terdesak. Oleh karena itu agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka pemerintah Jepang bersikap bermurah hati terhadap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia merdeka dikelak kemudian hari.
          Pada tanggal 29 April 1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau memberikan hadiah “ulang tahun” kepada bangsa Indonesia yaitu janji kedua pemerintah Jepang berupa “kemerdekaan tanpa syarat”. Janji itu disampaikan kepada bangsa Indonesia seminggu sebelum bangsa Jepang menyerah, dengan Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinngi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di seluruh Jawa dan Madura). No. 23 . dalam janji kemerdekaan yang kedua tersebut bangsa Indonesia diperkenankan untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Bhkan dianjurkan kepada bangsa Indonesia untuk berani mendirikan negara Indonesia merdeka dihadapan musuh-musuh Jepang yaitu Sekutu termasuk kaki tangannya Nica (Ntherlands Indie Civil Administration), yang ingin mengembalikan kekuasaan kolonialnya di Indonesia. Bahkan Nica telah melancarkan serangannya di pulau Tarakan dan Morotai.
         Untuk mendaoatkan simpati dan dukungan dari bangsa Indonesia maka sebagai realisasi janji tersebut maka dibentuklah suatu badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) ATAU Dokuritu Zyunbi Tioosakay. Pada hari itu juga diumumkan nama-nama ketua, wakil ketua serta para anggota sebagai berikut:
Pada waktu itu susunan Badan Penyelidik itu adalah sebagai berikut:
Ketua(Kaicoo)     : Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda         : Itibangase (seorang anggota luar biasa) (Fuku Kaicoo Tokubetsu   Iin)
Ketua Muda         : R.P. Soeroso (merangkap kepala) (Fuku Kaicoo atau Zimukyoku Kucoo)
                   Enam puluh (60) orang anggota biasa (Iin) bangsa Indonesia (tidak trmasuk ketua dan ketua muda), yang kebanyakan berasal dari pulau Jawa. Tetapi terdapat beberapa dari Sumatra, Maluku, Sulawesi dan beberapa orang perenakan Eropa, Cina,Arab. Semuanya itu bertempat tinggal dijawa, karena Badan Penyelidik itu diadakan oleh Saikoo Sikikan Jawa.
                    Nama para anggota itu menurut nomor tempat duduknya dalam sidang adalah sebagai berikut:
1.      Ir. Soekarno
2.      Mr. Muh. Yamin
3.      Dr. R.Kusumah Atmaja
4.      R. Abdulrahim Pratalykrama
5.      R. Aris
6.      K. H. Dewantara
7.      K.Bagus H.Hadikusuma
8.      M.P.H. Bintoro
9.      A.K. Moezakir
10.  B.P.H Poerbojo
11.  R.A.A. Wiranatakoesoemo
12.  Ir.R.Asharsoetedjo Moenandar
13.  Oeij Tjiang Tjoei
14.  Drs. Muh. Hatta
15.  Oie Tjong Hauw
16.  H. Agus Salim
17.  M.Soetardjo Kartohadikusumo
18.  R.M.Margono Djojohadikusumo
19.  K.H. Abdul Halim
20.  K.H. Masjkoer
21.  R. Soedirman
22.  Prof.Dr.P A.H Djayadiningrat
23.  Prof. Dr. Soepomo
24.  Prof. Ir. Roesino
25.  Mr. R.P. Singgih
26.  Mr.Ny. Maria Ulfah Santoso
27.  R.M.T A.Soejo
28.  R. Ruslan Wongsokusumo
29.  R. Soesanto Tirtoprojo
30.  Ny. R.S.S. Soemario Mangunpoespito
31.  Dr. R.Boentaran Martoatmojo
32.  Liem Koen Hian
33.  Mr. J . Latuharhary
34.  Mr. R. Hindromartono
35.  R. Soekardjo Wirjopranoto
36.  Hadji Ah. Sanoesi
37.  A.M. Dasaat
38.  Mr. Tan Eng Hoa
39.  Ir.R.M.P. Soerachman Tjokroadisurjo
40.  R.A.A. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro
41.  K.R.M.T.H. Woerningrat
42.  Mr. A. Soebardjo
43.  Prof. Dr. R. Djenal Asiki Widjayakoesoemo
44.  Abikoesno
45.  Parada Harahap
46.  Mr. R.M. Sartono
47.  K.H.M. Mansoer
48.  K.R.M.A. Sosrodiningrat
49.  Mr. Soewandi
50.  K.H.A. Wachid Hasyim
51.  P.F. Dahler
52.  Dr. Soekiman
53.  Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro
54.  R. Oto Iskandar Dinata
55.  A. Baswedan
56.  Abdul Kadir
57.  Dr. Samsi
58.  Mr. A.A. Maramis
59.  Mr. Samsoedin
60.  Mr. R. Sastromoeljono
            Bangsa Indonesia terus melakukan perlawanan terhadap Jepang dan perlawanan tetap berlanjut sampai tentara Jepang terdesak oleh Sekutu pada 1944-1945. Pada 29 April 1945, pemerintah Jepang membentuk sebuah Badan yang bertugas menyelidiki kemungkinan Indonesia Merdeka. Badan tersebut bernama Dokuritzu Junbi Choosakai atau BPUPKI yang dilantik pada 28 mei 1945. Selain perjuangan yang dilakukan dalam sidang BPUPKI, pejuang Indonesia juga tetap dilakukan melalui gerakan perlawanan dibawah tanah.
              Proklamasi merupakan momentum pembebasan dan berakhirnya penjajahan, mengantarkan rakyat Indonesia untuk memulai kehidupan bernegara, dan melanjutkan cita-cita perjuangan sebagai Negara Indonesia yang merdeka.[3]





BAB III
 PENUTUP

A.      Simpulan
   Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh laksana Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung melayu (Malaysia sekarang) sampai irian barat melalui Kalimantan Utara.
           Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah orang-orang bangsa Portugis. Namun lama kelamaan bangsa Portugis mulai menunjukan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka sejak tahun 1511 dikuasai oleh Portugis
Pada abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan Dunia Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Republik Philipina (1898). Yang dipelopori Joze Rizal, kemenangan jepang atas Rusia di Tsunia (1905). Gerakan SunYat Sen dengan republik Cinanya (1911). Partai Konggres di India dengan tokoh Tilak dan Gndhi , adapun di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo dengan budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuatannya sendiri
               Fasis jepang masuk  ke Indonesia dengan propaganda “Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia” .Akan tetapi dalam perang melawan Sekutu Barat yaitu (Amerika, Inggris, Rusia, Prancis,Belanda dan negara Sekutu lainnya) nampaknya Jepang semakin terdesak. Oleh karena itu agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka pemerintah Jepang bersikap bermurah hati terhadap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia merdeka dikelak kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Kaelan, M. S. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR RI. 2009-2014.Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. Jakarta: Sekretariat jendral MPR RI.



[1]M. S. Kaelan, Pendidikan Pancasila. (Yogyakarta: Paradigma, 2010) hlm

[2]Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR RI,Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI. (Jakarta: Sekretariat jendral MPR RI,2009-2014) hlm