BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Merupakan suatu
fakta historis yang sukar dibantah, bahwa sebelum tanggal 1 Juni 1945 yang
disebut sebagai tanggal “lahirnya” Pancasila, Ir. Soekarno yang diakui sebagai
tokoh nasional yang menggali Pancasila tidak pernah berbicara atau menulis tentang
Pancasila, baik sebagai pandangan hidup maupun, atau apalagi, sebagai dasar
negara. Dalam pidato yang beliau sampaikan tanpa konsep pada tanggal tersebut,
yang mendapat berkali-kali applause dari para anggota Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), beliau menjelaskan bahwa
gagasan tentang Pancasila tersebut terbersit bagaikan ilham setelah mengadakan
renungan pada malam sebelumnya. Renungan itu beliau lakukan untuk mencari
jawaban terhadap pertanyaan Dr. Radjiman Wedyodiningrat, Ketua BPUPKI, tentang
apa dasar negara Indonesia yang akan dibentuk. Lima dasar atau sila yang beliau
ajukan itu beliau namakan sebagai filosofische grondslag.
Nilai-nilai essensial
yang terkandung dalam Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan
serta Keadilan, dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh Bangsa
Indonesia sejak zaman dahulu kala sebelum mendirikan Negara. Proses
terbentuknya Negara dan bangsa Indonesia melalui suatu proses sejarah yang
cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudian timbulnya kerajaan-kerajaan pada
abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telah mulai nampak
pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah Syailendra
di Palembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur serta
kerajaan-kerajaan lainnya. Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern dirintis
oleh para pejuang kemerdekaan bangsa, antara lain rintisan yang dilakukan oleh
para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908, kemudian dicentuskan
pada sumpah pemuda pada tahun 1928.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
a.
Bagaimana pada zaman kerajaan Majapahit?
b.
Bagaimana pada zaman penjajahan?
c.
Bagaimana pada kebangkitan Nasional?
d.
Bagaimana pada zaman penjajahan Jepang?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk
mengetahui:
a.
Mengetahui sejarah kerajaan Majapahit.
b.
Mengetahui sejarah pada zaman penjajahan.
c.
Mengetahui sejarah kebangkitan Nasional.
d.
Mengetahui sejarah pada zaman penjajahan Jepang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pancasila Dalam Konteks Sejarah Perjuangan
Pancasila
sebagai dasar negara republik Indonesia sebelum disyahkan pada tanggal 18
Agustus 1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada pada bangasa Indonesia
sejak zaman dahulu kala sebelum bangsa Indonesia mendirikan negara, yang berupa
nilai-nilai adat istiadat, kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai
tersebuttelah ada dan melekat serta teramalkan dalam kehidupan sehari-hari
sebagai pandangan hidup, sehingga materi Pancasila yang berupa nilai-nilai
tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa
Indonesia sebagai kausa materialis
Pancasila. Nilai-nilai tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan secara formal
oleh para pendiri negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara
Indonesia. Proses perumusan materi Pancasila secara formal tersebut dilakukan
dalam sidang-sidang BPUPKI pertama, sidang panitia 9, sidang BPUPKI kedua,
serta akhirnya disyahkan secara yuridis sebagai dasar filsafat negara republik
Indonesia.
B. Kerajaan Majapahit
Pada
tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada
pemerintahan raja Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh laksana
Nala dalam memimpin armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan
Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung melayu (Malaysia
sekarang) sampai irian barat melalui Kalimantan Utara.
Pada waktu itu agama Hindu dan Budha hidup berdampingan dengan damai
dalam satu kerajaan . Empu Prapanca menulis Negarakertagama (1365). Dalam kitab
tersebut telah terdapat istilah “Pancasila” . Empu tantular mengarang buku
sutasoma , dan didalam buku itulah kita jumpai seloka persatuan nasional yaitu
“Bhinneka tunggal ika” yang bunyi lengkap nya “Bhinneka tunggal ika tan hana
dharma mangrua” artinya walaupun berbeda , namun satu jua adanya sebab tidak
ada agama yang memiliki Tuhan yang berbeda. Hal ini menunjukkan adanya realitas
kehidupan agama pada saat itu. Yaitu agama Hindu dan Budha. Bahkan salah satu
bawahan kekuasaan nya yaitu Pasai justru telah memeluk agama Islam. toleransi
positif dalam bidang agama dijunjung tinggi sejak masa bahari yang telah silam.
Sumpah palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dalam sidang Ratu
dan Manteri-manteri di paseban keprabun Majapahit pada tahun 1331. Yang berisi
cita-citamempersatukan seluruh nusantara raya sebagai berikut ‘saya baru akan
berhenti berpuasa makan pelapa, jikala seluruh nusantara bertakluk di bawah
kekuasaan negara, jikalau Gurun, Seram, Tanjung, Haru, Pahang, Dempo, Bali,
Sunda, Palembang dan Tumasik telah dikalahkan (Yamin, 1960:60).
Selain itu dalam hubungan nya dengan negara lain raja Hayam Wuruk senantiasa
mengadakan hubungan bertetangga dengan baik dengan kerajaan Tiongkak, Ayodya,
Champa dan Kamboja. Menurut prasasti Brumbung (1329), dalam tata pemerintahan
kerajaan Majapahit terdapat semacam penasehat seperti Rakryan I Hino, I Sirikan
dan I Halu yang bertugas memberikan nasehat kepada raja, hal ini sebagai
nilai-nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistem perintahan kerajaan
Majapahit.
Majapahit menjulang dalam arena sejarah kebangsaan Indonesia dan banyak
meninggalkan nilai-nilai yang diangkat dalam nasionalisme negara kebangsaan
Indonesia 17 Agustus 1945. Kemudian disebabkan oleh faktor keadaan dalam negeri
sendiri seperti perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad XV , maka
sinar kejayaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan akhir nya mengalami
keruntuhan dengan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada permulaan abad XVI (1520).
Pada
abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur,
Majapahit. Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364, Gajah Mada berhasil
memperoleh kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia
beserta hampir seluruh Semenanjung Melayu.
Kejayaan Sriwijaya dan
Majapahit merupakan sejarah awal pengenalan wilayah kepulauan Nusantara yang
merupakan tanah air bangsa Indonesia. Sebutan Nusantara diberikan oleh seorang
pujangga pada masa kerajaan Majapahit, kemudian pada masa penjajahan Belanda
sebutan ini diubah oleh pemerintah Belanda menjadi Hindia Belanda.
Kerajaan Majapahit merupakan cikal bakal negara Indonesia. Majapahit
yang keberadaannya sekitar abad XIII sampai abad XV adalah kerajaan besar yang
sangat berjaya, terlebih pada masa pemerintahan Mahapatih Gajah Mada adalah
Mahapatih Majapahit yang sangat disegani, dia lah yang berhasil menyatukan
Nusantara yang terkenal dengan “sumpah palapa”
( sumpah yang menyatakan tidak akan pernah beristirahat atau berhenti
berpuasa sebelum Nusantara bersatu).
Sejarah juga mencatat bahwa
kejayaan kerajaan Majapahit yang berumur lebih dari 2 abad harus berakhir
karena Majapahit mengalami pradoks history setelah Patih Gajah Mada wafat,
kerajaan Majapahit mengalami perpecahan (semacam balkanisasi di Eropa Timur di
akhir abad XX) dngan ditandai lepasnya kerajaan-kerajaan yang semula berada
dalam kekuassan Kerajaan Majapahit menjadi kerajaan-kerajaan kecil yang berdiri
sendiri. Kewaspadaan Nasional yang dimiliki Majapahit sebagai negara bangsa
(nationale staat) dalam konteks berbangsa dan bernegara waktu itu sangat lemah,
sehingga konflik-konflik yang terjadi menyulut perpecahan yang lambat laun
mempengaruhi ketahanan nasional dan menuju ke kehancuran total.
C. Zaman Penjajahan
Setelah
Majapahit runtuh pada permulaan abad XVI maka berkembanglah agama Islam dengan
pesatnya di Indonesia. Bersamaan dengan itu berkembang pula lah
kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Demak, dan mulailah berdatangan
orang-orang Eropa di nusantara .mereka itu antara lain orang Portugis yang
kemudian diikuti oleh orang-orang Spanyol yang ingin mencari pusat tanaman
rempah-rempah.
Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang
pada awalnya berdagang adalah orang-orang bangsa Portugis. Namun lama kelamaan
bangsa Portugis mulai menunjukan peranannya dalam bidang perdagangan yang
meningkat menjadi praktek penjajahan misalnya Malaka sejak tahun 1511 dikuasai
oleh Portugis.
Pada
akhir abad ke XVI bangsa Belanda datang pula ke Indonesia dengan menempuh jalan
yang penuh kesulitan. Untuk menghindarkan persaingan diantara mereka sendiri
(Belanda), kemudian mereka mendirikan suatu perkumpulan dagang yang
bernamaV.O.C.,(verinigde oost indische compagnie), yang dikalngan rakyat
dikenal dengan istolah ‘kompeni’.
Praktek-praktek
VOC mulai kelihatan dengan paksaan-paksaan sehingga rakyat mulai mengadakan
perlawanan. Mataram dibawah pemerintahan Sultan Agung (1613-1645) berupaya
mengadakan perlawanan dan menyerang ke Batavia pada tahun 1628 dan tahun 1629,
walaupun tidak berhasil meruntuhkan namun Gubernur Jendral J.P Coen tewas dalam
serangan Sultan Agung yang kedua itu.
Beberapa saat setelah Sultan Agung mangkat maka Mataram menjadi bagian
kekuasaan kompeni. Bangsa belanda mulai memainkan peranan politiknya dengan
licik di Indonesia. Di Makasar yang memiliki kedudukan yang sangat vital
berhasil juga dikuasai oleh kompeni tahun (1667) dan timbulah perlawanan dari
rakyat Mkasar dibawah Hasanudin. Menyusul pula wilayah banten (Sultan Ageng
Tirtoyoso) dapat ditundukan pula oleh kompeni pada tahun 1684. Perlawanan
Trunojoyo, Untung Suropati di jawa Timur pada akhir abad ke XVII nampaknya
tidak mampu meruntuhkan kekuasaan kompeni pada saat itu. Demikian pula ajakn
Ibnu Iskandar pimpinan armada dari Minangkabau untuk mengadakan perlawanan
bersama terhadap kompeni juga tidak mendapat sambutan yanghangat. Perlawanan bangsa
Indonesia terhadap penjajah yang terpencar-pencar dan tidak memiliki koordinasi
tersebut banyak mengalami kegagalan sehingga banyak menimbulkan korban agi
anak-anak bangsa. Demikianlah Belanda pada awalnyamenguasai daerah-daerah yang
strategis dan kaya akan hasil rempah-rempah pada abad ke XVII dan nampaknya
semakin memperkuat kedudukan dengan didukung oleh kekuatan militer.
Pada abad itu sejarah mencatat bahwa belanda berusaha dengan keras untuk
memperkuat dan mengintensifkan kekuasaannya di seluruh aiandonesia. Mereka
ingin membulatkan hegemoninya sampai kepelosok-pelosoknusantara kita. Melihat
praktek-praktek penjajahan Belanda tersebut maka meledaklah perlawanan rakyat
di berbagai wilayah nusantara ,antara lain : patimuara di Maluku (1817).
Baharudin di Palembang (1819), Imam Bonjol di Minangkabau (1821-1837). Pangeran
di Ponegoro di Jawa Tengah (1825-1830), Jlentik, Teuku Tjik di Tiro , Teuku
Umar dalam perang Aceh (1860). Anak Agung Made dalam perang Lombok (1894-1895).
Sisisngamangaraja di tanah Batak (1900). Dan masih banyak perlawanan rakyat di
berbagai daerah di nusantara. Dorongan akan cinta tanah air menimbulkan
semangat untuk melawan penindasan dari bangsa Belanda. Namun sekali lagi karena
tidak adanya kesatuan dan persatuan diantara mereka dalam perlawanan melawan
penjajah. Maka perlawanan tersebut senantiasa kandas dan menimbulkan banyak
korban.
Penghisapan mulai memuncak ketika belanda mulai menerapkan sistem
monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan beban kewajiban
terhadap rakyat yang tidak berdosa. Penderitaan rakyat semakin menjadi-jadi dan
Belanda sudah tidak peduli lagi dengan ratap penderitaan tersebut, bahkan
mereka semakin gigih dalam menghisap rakyat untuk memperbanyak kekayaan bangsa
Belanda.
Belanda cukup berhasil menguasai
Indonesia, mereka mengeruk keuntungan sebesar-besarnya sementara rakyat
Indonesia mengalami penderitaan lahir dan batin. Belanda melakukan dominasi
politik, eksploitasi ekonomi, dan memperlakukan rakyat Indonesia dengan sewenang-wenang.
Belanda menerapkan politik “adu domba” dan melakukan diskriminasi rasial kepada
rakyat Indonesia.
Perlawanan terhadap penjajahan Belanda terus
dilakukan, secara fisik maupun politik. Munculnya kesadaran para pejuang dan
golongan terpelajar Indonesia serta situasi internasional yang menimbulkan
pergerakan di kalangan negara-negara terjajah, pada 20 mei 1908 di Jakarta
berdirilah Boedi Oetomo yang didirikan oleh dr. Soetomo dan kawan-kawan dengan
ketuanya Dr. Wahidin Sudiro Husodo.
D. Kebangkitan Nasional
Pada
abad XX di panggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan
Dunia Timur dengan suatu kesadaran akan kekuatannya sendiri. Republik Philipina
(1898). Yang dipelopori Joze Rizal, kemenangan jepang atas Rusia di Tsunia (1905).
Gerakan SunYat Sen dengan republik Cinanya (1911). Partai Konggres di India
dengan tokoh Tilak dan Gndhi , adapun di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan
kesadaran berbangsa yaitu kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr.
Wahidin Sudirohusodo dengan budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal
gerakan nasional untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan
kemerdekaan dan kekuatannya sendiri.
Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20
mei 1908 inilah yang merupakan pelopor pergerakan nasional, sehingga segera
setelah itu munculah organisasi-organisasi pergerakan lainnya.
Organisasi-organisasipergerakan nasional itu antara lain : Sarekat Dagang Islam
(SDI) (1909), yang kemudian dengan cepat mengubah bentuknya menjadi gerakan
politik dengan mengganti nama nya menjadi Sarekat Islam (SI) tahun (1911) di
bawah H.O.S. Cokroaminoto.
Berikutnya munculah Indische Partij (1913), yang dipimpin oleh tiga
serangkai yaitu: Douwes Dekker , Ciptomangunkusumo, Suwardi Suryaningrat (yang
kemudian lebih dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantoro). Sejak semula partai ini
menunjukkan keradikalanya, sehingga tidak dapat berumur panjang karena pemimpin
nya dibuang keluar negeri (1913).
Dalam situasi menggoncangkan itu munculah
Partai Nasional Indonesia (PNI) (1927) yang dipelopori oleh soekarno,
Ciptomangunkusumo, Sartono, dan tokoh lainnya . Mulailah kini perjuangan
nasional Indonesia dititik beratkan pada kesatuan nasional dengan tujuan yang
jelas yaituIndonesia merdeka. Tujuan itu diekspresikannya dengan kata-kata yang
jelas. Kemudian diikuti dengan tampilnya golongan pemuda yang tokoh-tokohnya
antara lain: Muh. Yamin, Wongsonegoro, Kuncoro Purbopranoto, serta tokoh-tokoh
muda lainnya. Perjuangan rintisan kesatuan nasional kemudian diikuti dengan
Sumpah pemuda tanggal 28 Oktober 1928, yang isi nya satu Bahasa , satu Bangsa
dan satu tanah air Indonesia. Lagu Indonesia raya pada saat ini pertama kali
dikumandangkan dan sekaligus sebagai penggerak kebangkitan kesadaran berbangsa.
Kemudian PNI oleh para pengikutnya dibubarkan
, dan diganti bentuknya dengan Partai Indonesia dengan singkatan Partindo
(1931). Kemudian golongan Demokrat antara lain Moh. Hatta dan St. Syahrir
mendirikan PNI baru yaitu pendidikan Nasional Indonesia (1933), dengan semboyan
kemerdekaan indonesia harus dicapai dengan kekuatan sendiri.
Saat ini, tanggal
berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari
Kebangkitan Nasional.
E. Zaman Penjajahan Jepang
Setelah Nederland diserbu oleh tentara
Nazi Jerman pada tanggal 5 Mei 1940 dan jatuh tanggal 10 Mei 1940, maka Ratu
Wihelmina dengan segenap aparat pemerintahannya mengungsi ke inggris , sehingga
pemerintahan Belanda masih dapat berkomunikasi dengan pemerintah jajahan di
Indonesia.
Janji belanda tentang Indonesia
merdeka dikelak kemudian hari dalam kenyataannya hanya suatu kebohongan belaka
sehingga tidak pernah menjadi kenyataan. Bahkan sampai akhir pendududkan pada
tanggal 10 maret 1940 kemerdekaan bangsa Indonesia itu tidak pernah terwujud.
Fasis jepang masuk ke Indonesia
dengan propaganda “Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia”
.Akan tetapi dalam perang melawan Sekutu Barat yaitu (Amerika, Inggris, Rusia,
Prancis,Belanda dan negar Sekutu lainnya) nampaknya Jepang semakin terdesak.
Oleh karena itu agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka pemerintah
Jepang bersikap bermurah hati terhadap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan
Indonesia merdeka dikelak kemudian hari.
Pada tanggal 29 April 1945
bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau memberikan hadiah “ulang
tahun” kepada bangsa Indonesia yaitu janji kedua pemerintah Jepang berupa
“kemerdekaan tanpa syarat”. Janji itu disampaikan kepada bangsa Indonesia
seminggu sebelum bangsa Jepang menyerah, dengan Maklumat Gunseikan (Pembesar
Tertinngi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di seluruh Jawa dan Madura). No.
23 . dalam janji kemerdekaan yang kedua tersebut bangsa Indonesia diperkenankan
untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Bhkan dianjurkan kepada bangsa Indonesia
untuk berani mendirikan negara Indonesia merdeka dihadapan musuh-musuh Jepang
yaitu Sekutu termasuk kaki tangannya Nica (Ntherlands Indie Civil
Administration), yang ingin mengembalikan kekuasaan kolonialnya di Indonesia.
Bahkan Nica telah melancarkan serangannya di pulau Tarakan dan Morotai.
Untuk mendaoatkan simpati dan dukungan dari
bangsa Indonesia maka sebagai realisasi janji tersebut maka dibentuklah suatu
badan yang bertugas untuk menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan
Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha-usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI)
ATAU Dokuritu Zyunbi Tioosakay. Pada hari itu juga diumumkan nama-nama ketua,
wakil ketua serta para anggota sebagai berikut:
Pada waktu itu
susunan Badan Penyelidik itu adalah sebagai berikut:
Ketua(Kaicoo) :
Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat
Ketua Muda : Itibangase (seorang anggota luar
biasa) (Fuku Kaicoo Tokubetsu Iin)
Ketua Muda : R.P. Soeroso (merangkap kepala) (Fuku
Kaicoo atau Zimukyoku Kucoo)
Enam puluh (60) orang
anggota biasa (Iin) bangsa Indonesia (tidak trmasuk ketua dan ketua muda), yang
kebanyakan berasal dari pulau Jawa. Tetapi terdapat beberapa dari Sumatra,
Maluku, Sulawesi dan beberapa orang perenakan Eropa, Cina,Arab. Semuanya itu
bertempat tinggal dijawa, karena Badan Penyelidik itu diadakan oleh Saikoo
Sikikan Jawa.
Nama para anggota itu menurut nomor tempat duduknya dalam sidang adalah
sebagai berikut:
1. Ir. Soekarno
2. Mr. Muh. Yamin
3. Dr. R.Kusumah Atmaja
4. R. Abdulrahim Pratalykrama
5. R. Aris
6. K. H. Dewantara
7. K.Bagus H.Hadikusuma
8. M.P.H. Bintoro
9. A.K. Moezakir
10. B.P.H Poerbojo
11. R.A.A. Wiranatakoesoemo
12. Ir.R.Asharsoetedjo Moenandar
13. Oeij Tjiang Tjoei
14. Drs. Muh. Hatta
15. Oie Tjong Hauw
16. H. Agus Salim
17. M.Soetardjo Kartohadikusumo
18. R.M.Margono Djojohadikusumo
19. K.H. Abdul Halim
20. K.H. Masjkoer
21. R. Soedirman
22. Prof.Dr.P A.H Djayadiningrat
23. Prof. Dr. Soepomo
24. Prof. Ir. Roesino
25. Mr. R.P. Singgih
26. Mr.Ny. Maria Ulfah Santoso
27. R.M.T A.Soejo
28. R. Ruslan Wongsokusumo
29. R. Soesanto Tirtoprojo
30. Ny. R.S.S. Soemario Mangunpoespito
31. Dr. R.Boentaran Martoatmojo
32. Liem Koen Hian
33. Mr. J . Latuharhary
34. Mr. R. Hindromartono
35. R. Soekardjo Wirjopranoto
36. Hadji Ah. Sanoesi
37. A.M. Dasaat
38. Mr. Tan Eng Hoa
39. Ir.R.M.P. Soerachman Tjokroadisurjo
40. R.A.A. Soemitro Kolopaking Poerbonegoro
41. K.R.M.T.H. Woerningrat
42. Mr. A. Soebardjo
43. Prof. Dr. R. Djenal Asiki Widjayakoesoemo
44. Abikoesno
45. Parada Harahap
46. Mr. R.M. Sartono
47. K.H.M. Mansoer
48. K.R.M.A. Sosrodiningrat
49. Mr. Soewandi
50. K.H.A. Wachid Hasyim
51. P.F. Dahler
52. Dr. Soekiman
53. Mr. K.R.M.T. Wongsonegoro
54. R. Oto Iskandar Dinata
55. A. Baswedan
56. Abdul Kadir
57. Dr. Samsi
58. Mr. A.A. Maramis
59. Mr. Samsoedin
60. Mr. R. Sastromoeljono
Bangsa Indonesia terus melakukan perlawanan terhadap Jepang dan
perlawanan tetap berlanjut sampai tentara Jepang terdesak oleh Sekutu pada
1944-1945. Pada 29 April 1945, pemerintah Jepang membentuk sebuah Badan yang
bertugas menyelidiki kemungkinan Indonesia Merdeka. Badan tersebut bernama
Dokuritzu Junbi Choosakai atau BPUPKI yang dilantik pada 28 mei 1945. Selain
perjuangan yang dilakukan dalam sidang BPUPKI, pejuang Indonesia juga tetap
dilakukan melalui gerakan perlawanan dibawah tanah.
Proklamasi merupakan momentum pembebasan dan berakhirnya penjajahan,
mengantarkan rakyat Indonesia untuk memulai kehidupan bernegara, dan
melanjutkan cita-cita perjuangan sebagai Negara Indonesia yang merdeka.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan
Majapahit yang mencapai zaman keemasannya pada pemerintahan raja Hayam Wuruk
dengan Mahapatih Gajah Mada yang dibantu oleh laksana Nala dalam memimpin
armadanya untuk menguasai nusantara. Wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya
itu membentang dari semenanjung melayu (Malaysia sekarang) sampai irian barat
melalui Kalimantan Utara.
Bangsa asing yang masuk ke Indonesia yang pada awalnya berdagang adalah
orang-orang bangsa Portugis. Namun lama kelamaan bangsa Portugis mulai
menunjukan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek
penjajahan misalnya Malaka sejak tahun 1511 dikuasai oleh Portugis
Pada abad XX di panggung politik
internasional terjadilah pergolakan kebangkitan Dunia Timur dengan suatu
kesadaran akan kekuatannya sendiri. Republik Philipina (1898). Yang dipelopori
Joze Rizal, kemenangan jepang atas Rusia di Tsunia (1905). Gerakan SunYat Sen
dengan republik Cinanya (1911). Partai Konggres di India dengan tokoh Tilak dan
Gndhi , adapun di Indonesia bergolaklah kebangkitan akan kesadaran berbangsa
yaitu kebangkitan nasional (1908) dipelopori oleh dr. Wahidin Sudirohusodo
dengan budi Utomonya. Gerakan inilah yang merupakan awal gerakan nasional untuk
mewujudkan suatu bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan
kekuatannya sendiri
Fasis jepang masuk ke Indonesia
dengan propaganda “Jepang Pemimpin Asia, Jepang saudara tua bangsa Indonesia”
.Akan tetapi dalam perang melawan Sekutu Barat yaitu (Amerika, Inggris, Rusia,
Prancis,Belanda dan negara Sekutu lainnya) nampaknya Jepang semakin terdesak.
Oleh karena itu agar mendapat dukungan dari bangsa Indonesia, maka pemerintah
Jepang bersikap bermurah hati terhadap bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan
Indonesia merdeka dikelak kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelan, M. S. 2010. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR
RI. 2009-2014.Materi Sosialisasi Empat
Pilar MPR RI. Jakarta: Sekretariat jendral MPR RI.
M. S. Kaelan, Pendidikan Pancasila. (Yogyakarta: Paradigma, 2010) hlm
Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR
RI,Materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI.
(Jakarta: Sekretariat jendral MPR RI,2009-2014) hlm